Keliling Dunia tanpa Visa
Terkadang saya rindu dengan tulisan-tulisan lama. Rindu dengan kawan-kawan friendster dan juga sahabat blogger di masa lalu. Rindu membaca cerita lama. Pengalaman sehari-hari hidup di perantauan atau mereka yang memang tinggal di pelosok-pelosok negeri ini.
Cerita tentang malam yang panjang di pedalaman Borneo. Derita menjadi seorang "kuli" di Jepang hingga tentang sepenggal dua penggal curhat mahasiswa perantauan di Kanada dan Belanda. Atau tentang sepinya hidup bertahun-tahun di tengah lautan, bertaruh nasib diantara Samudra Pasifik dan Samudera Hindia. Meninggalkan segalanya, berharap memiliki masa depan yang lebih baik. Yang mau tidak mau, telah mendorong saya dengan sangat keras untuk mensyukuri apa yang sudah saya jalani disini.
Cukuplah cerita-cerita mereka menjadi pintu masuk menuju dunia lain yang penuh hal-hal baru dan tak pernah saya lihat atau dapatkan disini. Dan juga, bisa jadi itu sebagai bentuk pelarian dari hidup yang monoton, menjenuhkan dan kadang menyedihkan dari seorang pembaca dan pendengar seperti saya.
Penghibur hati bagi jiwa yang begitu haus akan petualangan namun tak juga kunjung melakukan perjalanan.
Cerita tentang malam yang panjang di pedalaman Borneo. Derita menjadi seorang "kuli" di Jepang hingga tentang sepenggal dua penggal curhat mahasiswa perantauan di Kanada dan Belanda. Atau tentang sepinya hidup bertahun-tahun di tengah lautan, bertaruh nasib diantara Samudra Pasifik dan Samudera Hindia. Meninggalkan segalanya, berharap memiliki masa depan yang lebih baik. Yang mau tidak mau, telah mendorong saya dengan sangat keras untuk mensyukuri apa yang sudah saya jalani disini.
Cukuplah cerita-cerita mereka menjadi pintu masuk menuju dunia lain yang penuh hal-hal baru dan tak pernah saya lihat atau dapatkan disini. Dan juga, bisa jadi itu sebagai bentuk pelarian dari hidup yang monoton, menjenuhkan dan kadang menyedihkan dari seorang pembaca dan pendengar seperti saya.
Penghibur hati bagi jiwa yang begitu haus akan petualangan namun tak juga kunjung melakukan perjalanan.
Bukit Lama
14022017
14022017
17 Comments
Ya betul ...
BalasHapusSaya banyak dapat wawasan baru jika membaca tulisan teman-teman.
Sekarang saya juga dapat banyak pengetahuan. Pengetahuan tentang produk.
Salam saya
nah iya itu om
HapusSama,Mbak. Rindu dg postingan Blogger lama yang sarat cerita hidup. Mengajak saya untuk bersyukur dan berani punya mimpi.
BalasHapussaya harap suatu saat bakal ngetrend lagi yak tulisan tulisan seperti itu
HapusAh ternyata kita sama2 kangen masa2 itu. Sekarang sering kecele, kirain artikel ttg pengalaman pribadi, nggak taunya si penulis belum pernah kesana sama sekali, artikel disediakan oleh klien. :)
BalasHapusBenar, sih ... memang banyak blogger yang menulis seolah betulan sudah pernah liburan ke lokasi2 wisata lokal dan mancanegara, ternyata yang diceritakan bukan berdasarkan pengalaman pribadi.
HapusTapi bukan juga suatu kesalahan sih itu menurutku, kak karena memang travelling ke banyak lokasi itu kalau pakai uang pribadi juga terbilang tak sedikit beayanya.
Yang bikin kangen itu blogger yang pensi dan tidak ada kabar
BalasHapusSaya jg pgn jln2, sementara baca lewat blog tmn2 aja dl
BalasHapusAku juga bisa dapetin hal menarik dari ngeblog, selain informasi travelling.
BalasHapusSalam kenal ya.
Salam kenal jg 😁
HapusSalam kenal kang
BalasHapusBerarti sudah lama ngeblognya ya kang, kalo aku sejak tahun 2017 jadi belum terlalu lama. Pernah dengar sih Friendster tapi kurang tahu itu apa. Apa semacam blogger apa Facebook kang?
Lumayan sih lama, sejak punya akun friendster dulu langsung nulis disana, tapi vakum nya jg lama jadi ngeblognya ini gak pernah bisa jadi pro karena sering berjeda jeda :D. Friendster itu ibarat pendahulunya Facebook, tapi kita bisa nulis juga kayak ngeblog, disana
HapusEh maaf, ini mbak ya bukan akang, soalnya nama uzegan itu nama cowok, mungkin anaknya mbak Rini ya? 😊
BalasHapus😂 gpp, uzegan itu, kependekan dari nama email2 saya dulu waktu jaman2 yahoo messengger. Saya pake lagi nama2 itu berharap semoga temen2 lama (kali aja) ada yang masih inget dengan saya 😁
HapusOh begitu, kirain aku nama anaknya.😁
HapusSemoga teman lama mbak Rini bisa tahu dan bisa ngobrol lagi seperti dulu, jadi seperti nostalgia cuma lewat internet ya mbak.😊
Memang cerita anak rantau itu penghibur bagi diri sendiri, hehe salam dari anak rantau
BalasHapuswaalaikum salam jg 😁
Hapus